Senin, 03 September 2012


KATA PENGANTAR
                Alhamdulillahirobbil ‘alaimin. Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga kita masih diberi nikmat iman dan sehat oleh-Nya. Shlawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepad baginda Muhammad SAW. Yang telah menuntun kita ke jalan yang terang benderang.
                Disini penulis ingin mengucapakan terima kaasih kepada beberapa pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah tentang kemiskinan ini.
1.       Allah SWT
2.       Orang tua,  Abi dan Umi
3.       Guru ekonomi MAN Insan Cendekia Serpong, Ibu Fatri Amida dan Ibu Sri Hartini
4.       Teman- teman seangkatan
5.       Adik kelas X dan XI di MAN Insan Cendekia Serpong
Di dunia ini tidak akan ada yang sempurna, begitu juga dengan makalah ini. Penulis meminta maaf, apabila dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan yang harus dibenahi. Yang terakhir, semoga makalah ini dapat bermanfaat nantinya. Amin.








                                                                                                                 Tangerang Selatan, 2 September 2012

                                                         Penulis

                               



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang
Kemiskinan adalah suatu masalah ekonomi di Indonesia yang sudah menjamur hampir di seluruh wilayah Indonesia. Kemiskinan ini juga sudah banyak dikaji penyebab- penyebab dan dirumuskan solusi untuk mengentaskannya. Namun, tampaknya solusi- solusi itu belum sepenuhnya sesuai dengan suatu masalah kemiskinan di suatu daerah. Karena, seperti yang diketahui masalah kemiskinan di daerah satu dan daerah yang lainnya tidak sepenuhnya sama.
Kemiskinan itu sendiri adalah suatu keadaan dimana seseorang belum mencapai standar kehidupan yang layak. Standar sandang, pangan, dan papan. Banyak pengertian- pengertian kemiskinan yang lain yang disampaikan oleh beberapa ahli ataupun badan- badan yang menangani masalah kemiskinan.
Kemiskinan di suatu daerah tentunya terjadi karena ada penyebab- penyebab atau faktor- faktoryang menimbulkan masalah kemiskinan itu sendiri. Kemiskinan itu sendiri juga banyak sekali jenis- jenisnya. Yang mana jenis- jenis itu telah diklasifikasikan sesuai dengan bidangnya masing- masing oleh para ahli.
Dalam makalah ini, penulis hanya akan fokus pada provinsi Banten. Membahas kemiskinan di provinsi Banten. Dan yang terpenting adalah memberikan usulan solusi dalam mengentaskan masalah kemiskinan di daerah Banten.
Sekilas perkenalan tentang provinsi Banten. Banten adalah salah satu provinsi di Indonesia yang dulunya merupakan bagian dari provinsi Jawa Barat. Namun, sejak tahun 2000 Banten dipisahkan dari Jawa Barat menjadi provinsi sendiri. Pusat pemerintahannya berada di Kota Serang. Provinsi Banten terdiri dari 4 kota, 4 kabupaten, 154 kecamatan, 262 kelurahan, dan 1273 desa.








Berdasarkan sensus pada tahun 2010, penduduk Banten berjumlah 10.632.166 jiwa, dengan perbandingan mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 7.124.120 jiwa (67,01 %) dan di daerah perdesaan sebanyak 3. 508.046 jiwa (32,99 %). dan menurut data pada tabel di atas, prosentase penduduk miskin di desa lebih besar daripada prosentase penduduk miskin di kota.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran keadaan penduduk Banten, khususnya dalam masalah kemiskinan. Dan diharapkan dari penulisan makalah ini muncul suatu solusi dalam pengentasan masalah kemiskinan di Banten khususnya dan di daerah- daerah lain di Indonesia pada umumnya.

1.2.    Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat didirumuskan beberapa masalah, antara lain :
1.    Apakah penyebab utama masalah kemiskinan di Tangerang Selatan?
2.    Berapakah penduduk Banten  yang dikategorikan sebagai penduduk miskin?
3.     Jenis kemiskinan apa yang ada di Banten?
4.    Solusi apakah yang mungkin bisa diterapkan di daerah Banten sebagai cara untuk mengurangi kemiskinan?

1.3.    Tujuan Penelitian
Penulisan makalah ni mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
1.    Mengetahui seberapa besar penduduk Banten yang berada di level miskin
2.    Mengidentifikasikan jenis- jenis kemiskinan yang ada di Banten
3.    Memberikan usulan solusi untuk mengatasi masalah kemiskinan di Banten

1.4.    Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah memberi usuan solusi atas masalah kemiskinan yang mungkin  nantinya bisa digunakan sebagai solusi nyata.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1    Kemiskinan
2.1.1. Indikator kemiskinan menurut BPS
Indikator-indikator kemiskinan sebagaimana di kutip dari Badan Pusat Statistika, antara lain sebagi berikut:
1.    Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang
2.    Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan/semen kualitas buruk
3.    Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu murahan/tembok tanpa plester
4.    Fasilitas tempat buang air besar tidak ada/ digunakan bersama
5.    Sumber penerangan umum bukan listrik
6.    Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/air sungai/air hujan
7.    Bahan bakar untu memasak sehari-hari menggunakan minyak tanah/arang/kayu bakar
8.    Tidak pernah mengkonsumsi daging/susu/ayam per minggu atau hanya satu kali dalam seminggu
9.    Tidak pernah membeli pakaian/ hanya membeli satu stel dalam setahun
10. Hanya satu kali/dua kali makan dalam sehari
11. Tidak mampu membayar untuk berobat
12. Lapangan pekerjaan : Petani (lahan < 0.5 ha); buruh tani; nelayan, buruh bangunan; pekerjaan lainnya yang tidak tetap
13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga : Sekolah Dasar
14. Tidak memiliki asset berupa tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai minimal Rp 500.000,-
Memenuhi 14 Kriteria diatas termasuk katagori miskin, ditambah
15. Kriteria Tambahan : Memiliki KTP KabupatenTangerang Selatan

2.1.2.  Macam- macam kemiskinan
                                Kemiskinan menurut penyebabnya terbagi menjadi 2 macam. Pertama adalah kemiskinan kultural, yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh faktor‐faktor adat atau budaya suatu daerah tertentu yang membelenggu seseorang atau sekelompok masyarakat tertentu sehingga membuatnya tetap melekat dengan kemiskinan. Kemiskinan seperti ini bisa dihilangkan atau sedikitnya bisa dikurangi dengan mengabaikan faktor‐faktor yang menghalanginya untuk melakukan perubahan ke arah tingkat kehidupan yang lebih baik. Kedua adalah kemiskinan struktural, yaitu kemiskinan yang terjadi sebagai akibat ketidakberdayaan seseorang atau sekelompok masyarakat tertentu terhadap sistem atau tatanan sosial yang tidak adil, karenanya mereka berada pada posisi tawar yang sangat lemah dan tidak memiliki akses untuk mengembangkan dan membebaskan diri mereka sendiri dari perangkap kemiskinan atau dengan perkataan lain ”seseorang atau sekelompok masyarakat menjadi miskin karena mereka miskin” (BAPPENAS, 2010).
2. 2    Provinsi Banten
Banten adalah sebuah provinsi di Pulau Jawa, Indonesia. Provinsi ini dulunya merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun dipisahkan sejak tahun 2000, dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Pusat pemerintahannya berada di Kota Serang. Provinsi Banten terdiri dari 8 kota dan kabupaten. Berikut adalah data kemiskinan di delapan kota dan kabupaten di Banten berdasarkan indikator- indikator yang telah ditentukan oleh BPS
 Sumber: BPS
Keterangan tabel:

·         Penduduk miskin
penduduk yang pendapatannya (didekati dengan pengeluaran) tidak mencukupi untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup secara layak. 

·         Garis kemiskinan atau batas kemiskinan
adalah tingkat minimum pendapatan yang dianggap perlu dipenuhi untuk memperoleh standar hidup yang layak (mencukupi) di suatu wilayah (setara dengan kebutuhan konsumsi makanan 2100 kalori per hari). 








BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
3.1Keadaan Kemiskinan di Banten
Pada bab sebelumnya, penulis telah menyajikan data tentang jumlah penduduk miskin di Banten. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa ternyata dari penduduk Banten seluruhnya yang berjumlah 10.632.166 jiwa,  7,16% diantaranya adalah penduduk miskin.
3.1.1 Tingkat rata- rata upah/ gaji/ pendapatan buruh/ karyawan/ pegawai












Dilihat dari data diatas, bahwa provinsi Banten adalah provinsi yang rata- rata upah/ gaji/ pendapatan buruh/ karyawan/ pegawai  terendah di Indonesia, yaitu 1.000.000 rupiah.  Padahal, upah minimum Banten untuk tahun 2011 adalah 1.000.000. jadi, rata- rata upah pegawai hanya sampai pada tingkat sama dengan upah minimumnya.
Jumlah itu juga masih lebih kecil daripada upah rata- rata nasional yaitu 1.410.000 rupiah. Ini juga ada hubungannya dengan Masyarakat Banten yang tinggal di kota ataupun di desa. Meskipun jumlah masyarakt yang tinggal di kota lebih banyak dan seharusnya mempunyai pendapatan lebih tinggi. Namun, ternyata belum mampu meningkatkan rata- rata upah pegawai Banten. Ini berarti terjadi ketimpangan antara  masyarakat kota dan desa
      3.1.2 Tingkat pengangguran
Tingkat pengangguran di Banten juga yang tertinggi diantara 33 provinsi di Indonesia. Angka prosentase pengangguran di Banten mencapi 13,66 %. Padahal tingkat pengangguran terbuka (TPT) nasional hanya 7,54%.
                               















Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak angkatan kerja di Banten yang belum mendapatkan pekerjaan atau menganggur. Hal ini bisa jadi karena kurangnya lahan pekerjaan atau lowongan kerja dan bisa jadi pula karena rendahnya tingkat pendidikan di Banten.
Jika dirinci per kabupaten/ kota, maka prosentase tertinggi TPT di provinsi Banten adalah kota Cilegon, 19, 84% dengan jumlah penduduk sekitar 350.000 jiwa. Untuk daerah dengan TPT terendah adalah Kabupaten Tangerang Selatan 8,22%. Lebih tinggi 1,08 % dengan TPT nasional. Ini mungkin akibat dari pembangunan- pembangunan yang terjadi di kabupaten Tangerang selatan.
      3.1.3 Akses terhadap air bersih











Grafik diatas menggambarkan seberapa air bersih yang seharusnya bisa diakses oleh masyarakat. Disitu tergambarkan bahwa prosentase akses air bersih rumah tangga di Banten lebih kecil dari proporsi seharusnya. Ini bisa jadi diakibatkan oleh limbah- limbah rumah tangga itu sendiri ataupun dari pabrik- pabrik yang berada di dekat sumber mata air.

Selain tiga gambaran tentang keadaan kemiskinan di Banten, penulis ingin mengkerucutkan obyek penulisan makalah ini hanya dalam konteks kabupaten Tangerang Selatan
Tangerang selatan termasuk kabupaten baru. Karena sebelumnya kabupaten ini tergabung dengan kota Tangerang. Dari kriteria kemiskinan menurut  BPS pada tinjauan pustaka diatas, ada beberapa kriteria kemiiskinan yang akan penulis bahas pada bab ini. Yang pertama, luas lantai bangunan 8m2 per orang. Di beberapa desa di kabupaten Tangerang Selatan, termasuk 2 desa yang pernah penulis kunjungi, rata- rata luas tempat tinggal penduduknya kurang dari 8 m2 per orang.
Yang kedua, untuk kamar mandi, rata-  rata di desa itu kamar mandinya meskipun tidak untuk umum namun letaknya ada di luar rumah tidak tergabung menjadi satu namgunan dengan rumah. Ketika penulis menanyakan hal ini kepada masyarakat, memang rata- rata masyarakat di desa itu membuat kamar mandi di luar rumah.
                                Dan yang ketiga, masalah mata pencaharian. Rata- rata masyarakat di desa itu ber mata pencaharian sebagai buruh. Baik buruh bangunan  ataupun buruh pabrik. Untuk buruh bangunan, biasanya masyarakat desa tersebut menerima kerja borongan,dan ini dalam sebulan biasanya 2-3 kali . untuk buruh pabrik, karena di sekitar desa tersebut berdiri sekitar 500 pabrik, jadi banyak masyarakat yang bekerja di pabrik. Meskipun, jumlah buruh dari desa itu tidak lebih banyak dari buruh yang berasal dari luar kota seperti, Jakarta, bogor, dan selaiinnya.
3.2 Penyebab kemiskinan
Seperti yang dijelaskan di bagian sebelumnya, bahwa penyebab kemiskinan  di Banten berbeda- beda. Artinya banyak penyebab yang mengakibatkan kemiskinan itu selalu ada bahkan bertambah.
3.2.1 Rendahnya pendidikan







            

Grafik diatas menggambarkan jumlah anak yang putus sekolah  pada usia 7- 15 tahun pada tahun 2009. Prosentase anak usisa 7- 15 tahun yang putus sekolah di Banten adalah 2,09%, cukup rendah. Namun, tetap saja meskipun jumlah ini sedikit dibandingkan provinsi- provinsi lain, jika terus dibiarkan akan mengakibatkan generasi masa yang akan datang mempunyai pendidikan yang rendah. Dan itu menjadi salah satu penyebab dari kemiskinan.
             Penulis menganggap oendidikanlah dasar, dengan pendidikan yang tinggi, insyaallah seseorang tidak akan tertimpa kemiskinan. Keran ia punya cara untuk membuat usaha atau semacamnya sesuai dengan yang telah ia pelajari. Dibawah ini penyebab- penyebab timbulnya maslah kemiskinan yang khususnya terjadi di Kabupaten Tangerang Selatan.
3.2.2 Berkurangnyalahan pertanian.
Mata pencaharian awal masyarakat tangerang selatan umumnya adalah petani dulunya . namun, seiring banyaknya pembangunan , lahan pertanian semakin berkurang. Sekitar 70 persen dari 280 hektar lahan pertanian di Kota Tangerang Selatan sudah dimiliki pihak ketiga, yaitu pengembang. Sebagian besar lahan pertanian tersebut dimiliki sejumlah pengembang besar antar lain Alam Sutera, BSD City dan Bintaro Jaya.Akibatnya, produksi pangan di Tangsel juga mengalami penurunan dan tidak mampu mencukupi untuk seluruh jumlah penduduk Tangsel yang berjumlah 1,3 juta jiwa.
Lapangan kerja inilah menjadi salah satu penyebab kemiskinan itu sendiri. Susahnya mencari kerja mengakibatkan masyarakat rata- rata memilih untuk menjadi buruh bangunan atau yang lainnya, yang gajinya masih berada dibawah angka upah minimum provinsi Banten, 1.000.000 rupiah.
3.2.3 Penyebab selanjutnya adalah tidak adanya dana untuk usaha.
Masyarakat mengaku mereka tidak mempunyai dana yang cukup untuk membuka usaha. Selain itu, untuk meminjam dana dari bank diperlukan bunga dalam pembayarannya. Dan itu dirasa memberatkan.

               
               







BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Simpulan dari penulisan makalah ini adalah ternyata daerah ayng dekat dengan ibu kota pun tidak menjamin daerah itu terbebas dari belenggu kemiskinan. Buktinya provinsi Banten ternyata masih mempunyai masalah kemiskinan. Bahkan cukup besar.
Dengan daerah yang cukup luas dan beragam. Banten masih memiliki beberapa  masalah penyebab kemiskinan, salah satunya adanya ketimpangan.ada beberapa daerah di Banten, wilayah desa berdekatan dengan wilayah kota. Atau wilayah tradisional berdampingan dengan wilayah modern. Ini membuktikan bahwa masih ada masalah ketimpangan baik sosial, ekonomi maupun yang lainnya di porvinsi Banten
4.2 Solusi
          Masalah kemiskinan di provinsi Banten bisa diatasi dengan beberapa cara. Yang pertama dengan penyaluran dana terhadap masyarakat yang kekurangan modal. Hal ini bisa mengurangi pengangguran, karena  nantinya masyarakat yang diberi modal akan bisa membuka usaha sendiri. Dengan syarat, masyarakat telah mempunyai skill dalam menjalankan usaha. Dan ini bisa tercapai dengan diadakannya pelatihan atau jika masyarakat mempunyai pendidikan yang memadai.
          Yang kedua, perbaikan infrastruktur. Yang pertama, infrastruktur di bidang pendidikan. Dengan adanya perbaikan sekolah, atau pembangunan sekolah baru. Maka, masyarakat akan tertarik untuk belajar di sekolah itu, daripada di sekolah yang tidak terawat. Dengan catatan, bahwa masyarakat yang tidak mampu diberi keringanan dalam proses administrasinya. Karena, masalah kemiskinannya tadi adalah ketidakmampuan untuk menempuh pendidikan yang tinggi. Yang kedua, sarana untuk mendapatkan air bersih. Ini bisa mengurangi angka kemiskinan, karena akses terhadap air bersih termasuk indikator kemiskinan.
4.3 Saran
Solusi yang dapat penulis berikan adalah, yang pertama, untuk pemerintah agar melakukan inspeksi ke daerah- daerah terpencil baik di Banten atau dimanapun, untuk melihat seberapa parah kemiskinan yang ada didaerah tersebut. Dengan menegetahui secara pasti seperti, pemerintah bisa membuat kebijakan yang nantinya akan bisa mengurangi jumlah masyarakat miskin khususnya di wilayah tadi.
Untuk masyarakat, agar selalu berusaha mencari jalan keluar dari kemiskinannya.  tidak boleh berpasrah diri terhadap kemiskinan yang ia derita, karena jika hanya seperti itu maka tali kemmiskinannya tidak akan bisa terputus.
               






DAFTAR PUSTAKA

http://banten.bps.go.id/, diunduh Kamis, 29 Agustus 2012 pukul 13.18
http://www.bi.go.id/  , diunduh Jum’at, 30 Agustus 2012 pukul 10.45
http://www.tnp2k.go.id/ ,diunduh Jum’at 30 Agustus 2012 pukul 11.15

Dan beberapa orang yang diwawancarai






































Lampiran Foto













Gambar 1. Keadaan kemiskinan di desa Setu,                     Gambar 2. Penulis sedang mewawancarai
    Kecamatan Serpong                                                                   seorang penduduk

















Gambar 3. Keadaaan ketimpangan di daerah Setu            Gambar 4. Keadaan kemiskinan di desa Setu
(diambil dari desa setu)

Minggu, 13 Mei 2012

Paham- paham dan Organisasinya

SAREKAT ISLAM (PAN ISLAMISME)
  Sarekat Islam atau yang sering kita sebut sebagai SI pada awalnya adalah perkumpulan para pedagang islam yang dulunya diberi nama Sarekat Dagang Islam (SDI). SDI ini didirikan oleh H. Samanhudi pada 1911 di Solo. Pada tahun 1912, nama SDI diubah oleh pemimpin barunya, Haji Oemar Said Tjokroaminoto. Hal ini dilakukan agar sarekat ini tidak hanya bergerak di bidang ekonomi saja. Sarekat ini menjadi semakin berkembang ketika Tjokroaminoto menjabat sebagai pemimpin. Sebagai sebuah perkumpulan, SI mempunyai tujuan yaitu menghidupkan kegiatan ekonomi pedagang Islam Jawa. Dikarenakan keadaan hubungan yang tidak harmonis antara Jawa dan Cina mendorong pedagang-pedagang Jawa untuk bersatu menghadapi pedagang-pedagang Cina. Di samping itu agama Islam yang memang menjadi anutan para pedagang jawa ini merupakan faktor pengikat dan penyatu kekuatan para pedagang Islam tersebut.
  SI tidak membatasi keanggotaannya hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura saja. Tujuan SI juga adalah membangun persaudaraan, persahabatan dan tolong-menolong di antara muslim. Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan masyarakat muslim. Jika ditinjau dari anggaran dasarnya, dapat disimpulkan tujuan SI adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan jiwa dagang.
2. Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha.
3. Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat rakyat.
4. Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam. 5.Hidup menurut perintah agama.


PARTAI KOMUNIS INDONESIA (KOMUNISME)
  Partai ini didirikan oleh tokoh sosialis Belanda, Henk Sneevliet pada 1914, dengan nama Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) (atau Persatuan Sosial Demokrat Hindia Belanda). Pada awalnya ISDV terdiri atas 85 anggota dari dua partai sosialis Belanda, yaitu SDAP (Partai Buruh Sosial Demokratis) dan SDP (Partai Sosial Demokratis), yang aktif di Hindia Belanda .
  Tujuan PKI sebagai suatu partai adalah menggantikan sistem kapitalisme dengan komunisme. Waktu hancurnya kapitalisme dan jatuhnya kaum borjuis belumlah mewujudkan komunisme. Antara kapitalisme dan komunisme ada satu masa peralihan. Dalam masa peralihan ini, kaum proletar melakukan diktator atas borjuasi. Ini berarti bahwa proletariat dunia memaksakan kehendaknya atas borjuasi dunia yang berulangkali mencoba mendapatkan kembali kekuasaan politik dan ekonomi yang hilang, agar dapat mempergunakan kembali alat-alat pemeras dan penindasnya. Dalam masa penindasan itu, negeri-negeri kapitalis alat-alat penindasan borjuasi dunia diganti dengan negeri-negeri Soviet. Soviet adalah perwujudan diktator proletariat. Tujuan Soviet ialah menghapuskan kapitalisme dan mempersiapkan tumbuhnya komunisme.
  Di bawah kepemimpinan Sneevliet, ISDV yakin bahwa Revolusi Oktober seperti yang terjadi di Rusia harus diikuti Indonesia. Kelompok ini berhasil mendapatkan pengikut di antara tentara-tentara dan pelaut Belanda yang ditempatkan di Hindia Belanda. Dibentuklah "Pengawal Merah" dan dalam waktu tiga bulan jumlah mereka telah mencapai 3.000 orang. Pada akhir 1917, para tentara dan pelaut itu memberontak di Surabaya, sebuah pangkalan angkatan laut utama di Indonesia saat itu, dan membentuk sebuah dewan soviet. Pada awalnya PKI adalah gerakan yang berasimilasi ke dalam Sarekat Islam. Keadaan yang semakin parah dimana ada perselisihan antara para anggotanya, terutama di Semarang danYogyakarta membuat Sarekat Islam melaksanakan disiplin partai. Yakni melarang anggotanya mendapat gelar ganda di kancah perjuangan pergerakan indonesia. Keputusan tersebut tentu saja membuat para anggota yang beraliran komunis kesal dan keluar dari partai dan membentuk partai baru yang disebut ISDV.
  Pada Kongres ISDV di Semarang (Mei 1920), nama organisasi ini diubah menjadi Perserikatan Komunis di Hindia. Semaoen diangkat sebagai ketua partai. PKH adalah partai komunis pertama di Asia yang menjadi bagian dari Komunis Internasional. Henk Sneevliet mewakili partai ini pada kongresnya kedua Komunis Internasional pada 1920. Pada 1924 nama partai ini sekali lagi diubah, kali ini adalah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).


PARTAI NASIONAL INDONESIA (NASIONALISME)
  Pra-kemerdekaan, Pada tanggal 4 Juli 1927, Ir. Soekarno dan anggota Kelompok Studi Bandung membentuk sebuah gerakan yang disebut Nasional Indonesia Association. Namun, pada bulan Mei 1928, nama diubah menjadi Partai Nasional Indonesia. Tujuan dari organisasi itu adalah kemandirian ekonomi dan politik bagi kepulauan Indonesia. Hal ini akan dicapai oleh non-kerja sama dengan rezim kolonial Belanda . hanya berselang dua tahun setengah, PNI sudah memiliki 10.000 anggota. Hal ini membuat khawatir penguasa. Oleh karena itu, Sukarno dan tujuh pemimpin partai ditangkap pada Desember 1929. Mereka diadili karena menjadi ancaman bagi ketertiban umum dan pada bulan September 1930 menerima hukuman dari satu sampai tiga tahun. Tanpa pemimpinnya, partai ini lumpuh dan terlarut itu sendiri pada tahun 1931.
  Pasca-kemerdekaan, Pada bulan Januari 1946, Partai Nasional Indonesia dihidupkan kembali, tapi kali ini tanpa Sukarno. Partai ini menarik dukungan yang cukup besar karena yang memiliki nama yang sama sebagai partai asli Soekarno. Partai ini memenangkan pemilu pertama pada tahun 1955.Setelah jatuhnya Presiden Suharto pada tahun 1998, partai ini dihidupkan kembali dan ikut pada Pemilu 1999  sebagai Partai Nasional Indonesia Marhaenisme


PARTAI SOSIALIS INDONESIA (SOSIALISME)
  Partai Sosialis berawal dari gabungan antara dua partai sosialis, yaitu Partai Sosialis yang diketuai Amir Sjarifuddin dan Partai Rakyat Sosialis (PARAS) yang didirikan oleh Sutan Syahrir. Partai Sosialis inilah yang sejak November 1945 menguasai kabinet Republik Indonesia sampai dengan pertengahan tahun 1947 dengan pembentukan Kabinet Syahrir I,II,III dan Kabinet Amir Sjarifuddin I,II.
  Ketika terjadi keretakan antara kelompok Syahrir dan kelompok Amir Sjarifuddin. Syahrir lalu membentuk partai baru yaitu Partai Sosialis Indonesia (PSI) pada 12 Februari 1948.
  PSI berdasarkan paham sosialis yang disandarkan pada ajaran ilmu pengetahuan Marx-Engels,yaitu menuju masyarakat sosialis yang berdasarkan kerakyatan. PSI menentang diktator proletariat yang dipraktekkan di negara-negara sosialis lainnya, PSI juga  menentang sistem kenegaraan USSR. Sosialisme kerakyatan yang dimaksudkan PSI adalah sosialisme yang menjunjung tinggi derajat kemanusiaan, dengan mengakui dan menjunjung persamaan derajat tiap manusia. Penghargaan pada pribadi seseorang di dalam pikiran serta di dalam pelaksanaan sosialisme dalam kehidupan sehari- hari.